Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan bahwa dua kelompok pemuda mengatur pertemuan melalui media sosial sebelum terlibat dalam aksi tawuran yang berakhir tragis di Penjaringan pada Minggu (9/2) dini hari. Insiden ini menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Ahmad Fuady, menjelaskan bahwa kedua geng ini aktif di Instagram dan menggunakan platform tersebut untuk merencanakan perkelahian. Kelompok dari Muara Baru dikenal dengan akun Cilebut Gank, sementara pemuda dari Luar Batang menggunakan nama Utara 13.
Tawuran bermula ketika akun Cilebut Gank mengirim pesan ke Utara 13 pada Jumat (7/2) pukul 21.00 WIB untuk mengajak bentrok. Keesokan harinya, mereka juga mencoba menghubungi akun lain milik kelompok Luar Batang, yaitu Orang Sakit Generation, namun ajakan itu tidak mendapat tanggapan.
Sekitar pukul 04.15 WIB, Kapospol Muara Baru menerima laporan mengenai bentrokan di depan kantor RW 17 Muara Baru. Polisi segera bergerak ke lokasi dan membubarkan aksi tersebut. Akibat kejadian ini, empat orang menjadi korban, dengan satu korban berinisial RA meninggal dunia, sementara tiga lainnya, MR, AT, dan A, mengalami luka-luka.
Tim gabungan Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara dan Polsek Metro Penjaringan segera melakukan penyelidikan guna mengidentifikasi para pelaku. Pada Senin (10/2), polisi berhasil menangkap 23 orang yang diduga terlibat dalam tawuran. Setelah pemeriksaan, sembilan orang ditetapkan sebagai tersangka.
Empat tersangka, yakni RH, BI, GR, dan DS, diketahui bertindak langsung dalam melukai korban, sedangkan lima lainnya, AI, LD, SA, WF, dan UZ, berperan dalam melempar benda serta membawa senjata tajam.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 ayat (1) dan (2) ke-3 KUHP, serta Pasal 340 KUHP atau Pasal 351 ayat (3) KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal berupa pidana mati, penjara seumur hidup, atau hukuman penjara hingga 20 tahun.