Kasus penikaman yang melibatkan seorang ayah dan anak di Deli Serdang, Sumatera Utara, mengejutkan masyarakat. Bakti Kaban (60) dan anaknya Alfredo Kaban (31) ditangkap setelah menghabisi nyawa tetangganya, Matius Ginting (44). Berikut kronologi dan motif di balik insiden berdarah ini.
Kronologi Kejadian
Kapolsek Sunggal, Kompol Bambang G Hutabarat, menjelaskan bahwa peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, Bakti Kaban sedang menikmati teh di sebuah warung di Dusun II, Desa Suka Maju, Kecamatan Sunggal.
“Korban tiba di warung dengan sepeda motor, memarkirnya, lalu masuk ke dalam dan bertemu Bakti Kaban. Saat itu, korban mengangkat bajunya seperti ingin menantang,” ujar Bambang, Selasa (7/1).
Beberapa waktu kemudian, Alfredo Kaban datang ke warung sambil menggendong anaknya. Dia berniat menyerahkan anaknya kepada Bakti, namun diminta membawa pulang karena hari sudah malam.
Ketika Alfredo hendak pulang, dia bertemu dengan korban di luar warung. Korban kemudian membuka jok motor dan mengatakan akan menghajarnya. Alfredo yang emosi pulang ke rumah membawa anaknya, namun korban mengikutinya hingga dekat rumah Alfredo.
Aksi Penikaman
Dalam keadaan penuh emosi, Alfredo kembali menemui korban sambil membawa pisau. Bakti Kaban juga sudah berada di lokasi. Saat korban turun dari motor dan membuka joknya, Bakti langsung menikam rusuk korban dua kali.
“Setelah itu, Alfredo menikam punggung dan paha korban, serta memukul dan menendangnya hingga korban tersandar ke parit,” lanjut Bambang.
Bakti kemudian menikam leher dan tengkuk korban. Setelah kejadian, keduanya melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Penangkapan Pelaku
Polisi berhasil menangkap kedua pelaku di sebuah hotel di Jalan Jamin Ginting pada Sabtu (4/1). Mereka langsung dibawa ke Polsek Sunggal untuk penyelidikan lebih lanjut.
Motif dan Latar Belakang
Hasil penyelidikan mengungkapkan adanya perseteruan lama antara Alfredo dan korban. Menurut Bambang, konflik bermula tiga tahun lalu ketika korban menuduh Alfredo berpacaran di gereja. Upaya penyelesaian oleh pihak gereja gagal karena korban menolak berdamai.
“Sejak saat itu, korban selalu mengancam Alfredo dan keluarganya setiap kali bertemu,” ungkap Bambang.
Kesaksian dan Reaksi Warga
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, mengatakan kasus ini terungkap setelah mendapat laporan bahwa korban penusukan telah meninggal dunia di RS Bethesda. Berdasarkan kesaksian Linda, seorang warga yang berada di lokasi, korban ditemukan tergeletak di parit bersimbah darah bersama Bakti Kaban.
“Korban meminta pertolongan untuk dibawa ke klinik, tetapi nyawanya tidak tertolong meski sempat dilarikan ke rumah sakit,” ujar Gidion.
Kesimpulan
Kasus ini menggarisbawahi pentingnya penyelesaian konflik secara damai untuk mencegah insiden tragis. Polisi kini telah menahan kedua pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku.