Windhoek – Pemerintah Namibia mengumumkan rencana untuk memotong 700 hewan liar dalam upaya untuk membantu warga yang sedang menghadapi kelaparan. Keputusan ini diambil setelah negara tersebut mengalami kekeringan parah dan penurunan hasil pertanian, yang mengancam ketahanan pangan bagi banyak keluarga.
Pemerintah Namibia menjelaskan bahwa negara tersebut sedang menghadapi salah satu musim kemarau terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini menyebabkan penurunan signifikan pada produksi pertanian dan ternak, yang menjadi sumber utama makanan bagi banyak masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, langkah ekstrim memotong hewan liar dianggap sebagai solusi darurat untuk mengatasi krisis pangan.
Setelah hewan-hewan tersebut dipotong, dagingnya akan dibagikan kepada keluarga-keluarga yang paling membutuhkan, terutama di daerah yang paling terdampak oleh kelaparan. Pemerintah menjamin distribusi yang adil dan transparan, dengan fokus pada kelompok masyarakat yang berada di luar jangkauan bantuan reguler, seperti mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Selain untuk mengatasi kelaparan, pemotongan hewan liar juga dimaksudkan untuk mengelola populasi satwa liar yang semakin berkembang di beberapa kawasan. Otoritas setempat mengatakan bahwa kelebihan populasi hewan, seperti zebra dan impala, dapat merusak ekosistem dan menciptakan ketegangan antara manusia dan satwa liar, terutama di daerah yang sudah rentan terhadap bencana alam.
Keputusan ini menuai kritik dari beberapa kelompok konservasi, tetapi pemerintah berargumen bahwa langkah ini adalah kebutuhan mendesak untuk kesejahteraan rakyat.