Rupiah Menguat Awal 2025, Tetap Kompetitif di Pasar Global Non-Dollar AS


Depresiasi Rupiah Sepanjang 2024 dan Tren di 2025

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 4,34 persen sepanjang 2024. Pada awal perdagangan 2025, rupiah dibuka pada level Rp 15.430 per dollar AS, kemudian ditutup pada Rp 16.095 per dollar AS pada 31 Desember 2024.

“Sepanjang 2024, nilai tukar rupiah melemah sebesar 4,34 persen jika dibandingkan dengan akhir 2023,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang disiarkan melalui YouTube Bank Indonesia, Minggu (26/1/2025).

Meski melemah, Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi ini masih terkendali di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global. Stabilitas nilai tukar tersebut ditopang oleh berbagai kebijakan Bank Indonesia (BI). Bahkan, pelemahan rupiah terpantau lebih baik dibandingkan dengan beberapa mata uang seperti won Korea, peso Meksiko, real Brasil, yen Jepang, dan lira Turki.

Perkembangan Rupiah di Awal 2025

Mengawali 2025, tekanan dari penguatan dollar AS membuat nilai tukar rupiah terus melemah. Hingga 23 Januari 2025, depresiasi tercatat sebesar 1,14 persen point to point. Namun, pelemahan ini masih sejalan dengan tren mata uang regional lainnya.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa rupiah justru menunjukkan penguatan terhadap mata uang negara maju selain dollar AS dan relatif stabil terhadap mata uang negara berkembang lainnya. Faktor pendukung stabilitas ini meliputi kebijakan stabilisasi BI, masuknya aliran modal asing, daya tarik instrumen keuangan domestik, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap positif.

Kebijakan Baru untuk Menguatkan Rupiah

Untuk memperkuat nilai tukar, pemerintah akan merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 terkait devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA). Revisi ini mengharuskan eksportir menempatkan 100 persen devisa hasil ekspor di dalam negeri selama minimal satu tahun.

Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan cadangan devisa hingga 90 miliar dollar AS, sehingga cadangan devisa yang tercatat sebesar 155,7 miliar dollar AS pada akhir 2024 dapat semakin kuat dalam mendukung stabilitas rupiah.

Bank Indonesia juga terus memperkuat intervensi di pasar valuta asing melalui transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Prediksi Rupiah Hingga Akhir 2025

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan melemah hingga akhir 2025. Ketidakpastian global, terutama yang berkaitan dengan kebijakan Amerika Serikat, menjadi faktor utama.

“Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp 16.300 hingga Rp 16.600 per dollar AS pada akhir 2025,” ungkap Josua.

Ia juga mencatat bahwa meski Presiden AS Donald Trump mulai bersikap lebih moderat terhadap tarif perdagangan, fokus kebijakan ekonomi domestik, termasuk ancaman tarif universal, tetap menciptakan ketidakpastian.

Dengan kondisi global yang menantang dan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas, 2025 menjadi tahun krusial bagi perekonomian Indonesia. Semua pihak berharap kebijakan yang diterapkan dapat memberikan dampak positif bagi nilai tukar rupiah dan perekonomian nasional secara keseluruhan.


This entry was posted in Kebijakan Pemerintahan and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *