SUKABUMI – Syamsul Diana Ahmad, pria berusia 30 tahun asal Kampung Parungseahberong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ditemukan meninggal dunia di Kamboja dalam keadaan tragis. Syamsul, yang awalnya dijanjikan pekerjaan di Singapura, ternyata dikirim ke Kamboja dan dipaksa bekerja sebagai operator judi daring.
Menurut informasi dari Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi, Jejen Nurjanah, Syamsul berangkat ke Kamboja beberapa bulan lalu setelah diajak oleh seorang teman. Meskipun awalnya dijanjikan pekerjaan di Singapura, perjalanan Syamsul berakhir dengan transit di Singapura dan melanjutkan ke Kamboja, tanpa diketahui oleh keluarganya.
Sesampainya di Kamboja, Syamsul ditempatkan di sebuah rumah bersama beberapa individu lain yang juga terlibat dalam operasi judi daring. Meskipun bekerja dalam kondisi yang meragukan, Syamsul tetap dapat mengirimkan uang sebesar Rp 4 juta kepada keluarganya di Sukabumi.
Namun, nasib malang menimpa Syamsul pada tanggal 2 Agustus 2024 ketika ia tiba-tiba tidak sadarkan diri di tempat penampungan. Setelah dilarikan ke rumah sakit, ia dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung. Proses pemulangan jenazah ke tanah air memakan waktu 43 hari karena melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh, dan beberapa instansi terkait di Indonesia.
Kepala Desa Parungseah, M. Munir, mengungkapkan bahwa keluarga Syamsul mendapat kabar kematiannya melalui telepon dari rekan kerjanya. Proses pemulangan jenazah, yang melibatkan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, serta SBMI Sukabumi, akhirnya berhasil membawa jenazah Syamsul kembali ke kampung halaman pada Jumat malam, 13 September.
Kejadian ini menyoroti bahaya perdagangan manusia dan praktik eksploitatif yang sering kali melibatkan jaringan judi online ilegal. Kasus Syamsul menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap pekerja migran dan perlunya kewaspadaan terhadap tawaran pekerjaan yang tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.