Unik! Melepas Satwa ke Alam Liar Ternyata Bisa Kurangi Emisi CO2

Penelitian terbaru dari Universitas Leeds di Inggris memperkenalkan temuan mengejutkan yang menghubungkan upaya mengembalikan satwa ke habitat alaminya dengan aksi mitigasi perubahan iklim. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Ecological Solutions and Evidence, para peneliti mengungkap bahwa pelepasliaran kembali serigala ke alam liar dapat memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) di atmosfer.

Penelitian ini fokus pada serigala (Canis lupus) yang pernah punah dari Dataran Tinggi Skotlandia sekitar 250 tahun lalu akibat perburuan manusia. Tanpa keberadaan predator puncak ini, ekosistem hutan di Skotlandia menjadi terancam. Rusa merah, yang merupakan mangsa utama serigala, berkembang biak dengan sangat pesat, menghancurkan pohon-pohon muda, dan menghalangi regenerasi hutan. Akibatnya, Skotlandia kini hanya memiliki sekitar 4 persen tutupan hutan asli, menjadikannya salah satu negara dengan kadar hutan alami terendah di Eropa.

Kembalinya Serigala: Solusi untuk Regenerasi Hutan
Dalam simulasi yang dilakukan oleh para ilmuwan, reintroduksi serigala ke empat area utama di Skotlandia diprediksi dapat menurunkan populasi rusa hingga 4 ekor per kilometer persegi dalam waktu 20 tahun. Dengan keberadaan serigala, rusa-rusa ini akan dikendalikan populasinya, memberi ruang bagi pohon-pohon muda untuk tumbuh dan mengembalikan keberagaman ekosistem hutan.

Dominick Spracklen, ilmuwan lingkungan dari Universitas Leeds dan penulis utama studi tersebut, menjelaskan bahwa proses alami seperti reintroduksi spesies memiliki potensi besar untuk memulihkan ekosistem yang rusak. Selain itu, upaya ini tidak hanya akan menghidupkan kembali hutan, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi besar dalam pemulihan iklim. Setiap serigala yang kembali ke alam liar di Skotlandia dapat berperan dalam menyerap lebih dari 6.000 metrik ton CO2 setiap tahunnya, berkat peran mereka dalam merangsang pertumbuhan hutan.

Peluang Ekonomi dan Kontribusi terhadap Target Iklim Nasional
Ekspansi hutan yang dipicu oleh pengembalian serigala diproyeksikan akan mampu menyerap hingga 100 juta metrik ton CO2 selama 100 tahun mendatang. Ini dapat memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap target iklim nasional dan juga berpotensi menciptakan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pemilik lahan melalui pembiayaan karbon.

Namun, tentu saja, ada tantangan yang harus dihadapi. Keberadaan kembali serigala juga membawa risiko potensial terkait dengan konflik manusia-satwa liar, yang perlu dikelola melalui kebijakan publik yang tepat. Lee Schofield, ahli ekologi dan petani yang juga terlibat dalam penelitian ini, menekankan pentingnya dukungan kebijakan publik yang mendukung keberhasilan reintroduksi serigala, serta memitigasi potensi konflik dengan masyarakat lokal.

Kesimpulan: Sebuah Langkah Menuju Ekosistem yang Seimbang
Studi ini membuka wawasan baru tentang cara-cara inovatif dalam pemulihan alam dan perubahan iklim. Kembalinya serigala ke Skotlandia bisa menjadi simbol dari potensi solusi alam untuk mengatasi tantangan global kita, baik dalam hal konservasi maupun perubahan iklim. Dengan penyerapan karbon yang besar dan potensi manfaat ekonomi yang dihasilkan, reintroduksi serigala menawarkan peluang untuk menciptakan hubungan yang lebih seimbang antara manusia dan alam, serta memperkuat upaya kita dalam menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak.

This entry was posted in Home, Satwa Alam and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *