Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, menyerukan agar Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia kembali berfokus pada mandat awal mereka dan meninggalkan agenda yang dianggap menyimpang dari tujuan utama. Pernyataan tersebut disampaikan dalam forum Institute of International Finance pada Rabu, 23 April, di mana ia menekankan pentingnya reformasi arah lembaga Bretton Woods itu.
Bessent menyampaikan bahwa agenda IMF dan Bank Dunia yang terlalu luas dan tidak terfokus telah mengurangi efektivitas mereka dalam menjalankan misi inti. Menurutnya, IMF perlu kembali pada peran dasarnya dalam menjaga stabilitas moneter, memperkuat kerja sama perdagangan internasional, serta mendorong keseimbangan keuangan global. Ia juga mengkritik fokus lembaga tersebut pada isu-isu seperti iklim, gender, dan sosial, yang dinilainya menyimpang dari mandat awal.
Dalam pidatonya, Bessent menegaskan pentingnya transparansi dan reformasi ekonomi nyata dalam setiap pinjaman IMF. Ia mendesak agar IMF secara terbuka menyampaikan ketidakseimbangan ekonomi global dan mengkritisi negara-negara seperti China yang dianggap menjalankan kebijakan moneter dan perdagangan yang merugikan sistem global.
Sementara itu, Bank Dunia juga diminta untuk kembali memprioritaskan pembangunan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan investasi swasta di negara-negara berkembang. Ia menekankan pentingnya akses terhadap energi melalui teknologi yang dapat diandalkan dan terjangkau, termasuk penggunaan bahan bakar fosil dan tenaga nuklir.
Bessent juga menyerukan agar Bank Dunia memperkuat proses kelulusan pinjaman, menghentikan pendanaan kepada negara-negara maju, dan memusatkan bantuan pada negara-negara yang benar-benar membutuhkan. Ia menilai bahwa lembaga tersebut harus memperjelas proses transisi negara peminjam menuju pembiayaan mandiri di pasar global.
IMF dan Bank Dunia didirikan pada tahun 1945 pasca-Konferensi Bretton Woods, dengan tujuan utama menstabilkan perekonomian dunia pasca Perang Dunia II. Kini, pemerintah AS mendorong agar semangat awal pendirian dua lembaga ini kembali dihidupkan demi efektivitas dan keadilan global yang lebih besar.