Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membuka pintu bagi kritik dari mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah. Hal ini disampaikan dalam responsnya terhadap aksi demonstrasi mahasiswa yang digelar pada Senin, 17 Februari 2025, di berbagai kota dengan tema “Indonesia Gelap”. Prasetyo menekankan bahwa meskipun kritik adalah bagian dari kebebasan berekspresi, ia meminta agar narasi yang disuarakan dalam demonstrasi tidak menyimpang dari kenyataan yang sesungguhnya.
Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap kritik, namun narasi yang berkembang harus sesuai dengan fakta yang ada. “Kebebasan berekspresi itu penting, tapi tolong jangan sampai ada penyimpangan terhadap apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh pemerintah. Tidak ada yang namanya Indonesia gelap,” ujar Prasetyo dengan tegas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 18 Februari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Prasetyo juga menyampaikan pentingnya optimisme bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ia mengajak semua pihak untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru berjalan kurang dari 100 hari. “Mari beri kesempatan pada pemerintah yang dipimpin oleh Pak Prabowo. Baru 100 hari, memang banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi kami terus mencari solusi untuk setiap permasalahan,” ujar Prasetyo.
Mensesneg mengakui bahwa mungkin ada pihak-pihak yang belum sepenuhnya puas dengan kinerja pemerintah, namun ia menilai hal tersebut adalah bagian dari dinamika dalam setiap pemerintahan. “Tentu ada pihak-pihak yang mungkin belum bisa menerima. Itu hal yang biasa dalam dunia pemerintahan,” tambahnya.
Aksi yang digelar mahasiswa dengan tema “Indonesia Gelap” ini diwarnai oleh protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Demo serentak ini berlangsung di berbagai daerah besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Lampung, Aceh, Bali, hingga Samarinda dan Banjarmasin. Di Jakarta, demonstrasi terpusat di kawasan Patung Kuda, yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil.
Tema “Indonesia Gelap” dipilih untuk menggambarkan kekhawatiran rakyat terhadap masa depan Indonesia serta tuntutan agar pemerintah lebih memperhatikan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil. Dalam aksi ini, para demonstran menuntut perubahan yang lebih konkret dan berpihak kepada kesejahteraan masyarakat.