Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, menyatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini yang menargetkan pencapaian Indonesia Emas 2045 dan status sebagai negara maju memiliki kesamaan dengan situasi China pada 1998. Pernyataan ini ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) 2025 yang diselenggarakan secara daring. Tito mengingat kembali pengalamannya saat menjalani pendidikan di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di Selandia Baru dan Australia, di mana diskusi kala itu banyak membahas tentang kebangkitan China serta prediksi bahwa dalam 25 tahun mendatang negara tersebut dapat menyaingi bahkan melampaui Amerika Serikat.
Ia menuturkan bahwa pada 1998, kondisi kota-kota besar di China seperti Beijing dan Shanghai masih tertinggal dibandingkan Jakarta. Saat itu, banyak masyarakat yang masih mengandalkan sepeda sebagai alat transportasi, kawasan permukiman kumuh masih banyak ditemukan, serta kondisi lingkungan yang tercemar. Namun, ketika ia kembali mengunjungi China pada 2024, situasinya telah berubah drastis. Beijing telah berkembang setara dengan Washington DC, dengan transportasi bawah tanah yang bersih dan efisien, sementara Shanghai hampir menyerupai New York dalam aspek kemajuan kota. Selain itu, China kini unggul dalam teknologi transportasi dengan kereta cepat yang mampu melaju hingga 500 kilometer per jam.
Melihat transformasi tersebut, Tito mengajak seluruh elemen bangsa untuk optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai status negara maju dalam 20 tahun mendatang. Ia menegaskan bahwa kunci utama pencapaian ini terletak pada stabilitas politik dan keamanan, pertumbuhan ekonomi yang terjaga, serta inovasi dan kreativitas dalam berbagai sektor. Selain itu, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.